Republika Online, BANJARNEGARA – Artefak atau
situs purbakala kembali ditemukan di dataran tinggi Dieng. Temuan situs yang
masih belum bisa dipastikan bentuknya ini, ditemukan di dekat lokasi candi yang
baru ditemukan akhir September lalu, di Bukit Pangonan wilayah Kecamatan Batur
Kabupaten Banjarnegara.
”Petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala
Jawa Tengah masih belum bisa memastikan wujud situs tersebut, apakah merupakan
bagian bangunan candi atau bentuk lainnya. Masih dilakukan penelitian,” jelas
Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Sabtu (20/10).
Dia berharap, pihak Balai Pelestarian dan
Peninggalan Purbakala, bisa melakukan penelitian dan konservasi lebih jauh
mengenai temuan artefak ini. Dengan demikian, kelak bisa diketahui apakah
temuan artefak kedua ini, berkaitan dengan temuan artefak yang pertama.
”Sejak temuan bagian bangunan candi di Bukit
Pangonan, saya menduga masih ada artefak lain di lingkungan temuan tersebut.
Dan ternyata benar, tak jauh dari lokasi temuan pertama, ditemukan temuan
artefak lain,” katanya.
Dia menyebutkan, bila memang di sekitar
lingkungan Bukit Pangonan ditemukan candi-candi lain, dia berharap kawasan
tersebut bisa menjadi kawasan konservasi yang kelak bisa menjadi kawasan wisata
andalan selain kawasan candi lain di dataran tinggi Dieng.
Serupa dengan temuan situs sebelumnya, situs baru
ini ditemukan Kamis (17/10). Saat itu, seorang anggota Pokdarwis Pandawa, Bejo,
bersama teman-temannya hendak menyaksikan sunset dari Bukit Pangonan.
Namun saat dia sedang mencari lokasi terbaik
untuk menyaksikan matahari terbenam, dia melalui kawasan di mana banyak
ditemukan bongkahan batu. ”Setelah kami amati dan tanah kami gali sedikit,
ternyata banyak ditemukan potongan-potongan batu yang tertimbun tanah,”
jelasnya.
Artefak ini terdapat di lereng Bukit Pangonan
Dieng dan berada di bawah penemuan artefak candi sebelumnya. Bila artefak
sebelumnya berada di atas ketinggian sekitar 2.500 meter atau sekitar satu jam
perjalanan melalui jalan setapak di lereng hutan Perhutani, maka artefak
terakhir berada di ketinggian di bawahnya.
Hadi Supeno mengaku, sejauh ini belum bisa
memastikan apakah kedua artefak yang ditemukan di Bukit Pangonan tersebut
saling berkaitan atau tidak. Dia menyebutkan, untuk artefak yang pertama, ada
dugaan bahwa itu merupakan bagian atap candi. Namun ada juga yang menyebutkan merupakan
candi mini sehingga ukurannya kecil, tempat pendeta hindu pada masa lalu
meletakkan sesaji.
Demikian mengenai artefak yang kedua. Ada yang
menduga bahwa artefak tersebut merupakan tempat pendeta hindu pada masa lalu
mempersiapkan kegiatan upacara. Lokasi ini disebut dengan nama Dharmasala.
Namun ada juga yang menyebutkan, bahwa artefak itu merupakan bagian bangunan
candi cukup besar karena bagian lainnya masih tertimbun tanah.
Untuk memastikan dugaan-dugaan tersebut Hadi
Supeno berharap, pihak Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala bisa
melakukan upaya penelitian lebih lanjut. ”Dengan demikian, kita bisa mendapat
kepastian bentuk artefak apakah yang sebenarnya ditemukan di bukti Pangonan
tersebut,” katanya.
Reporter : Eko Widiyanto
Republika Online | 21 Oktober 2013