GROBOGAN - Kekeringan yang meluas,
membuat Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih tergerak untuk
menyalurkan bantuan air bersih. Apalagi kekeringan juga menimpa desa yang
berada di sekitar kawasan hutan.
Sebanyak 18 tangki air bersih yang
disalurkan oleh enam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pengedropan air yang
pertama dilakukan di Dusun Ngasem Monggot, Kecamatan Geyer. Tujuannya untuk
meringankan beban masyarakat yang saat ini sudah susah payah mencari sumber air
bersih.
“Ini salah satu program sosial dari
KPH Gundih pada masyarakat. Memang belum bisa mencukupi, namun setidaknya ikut
membantu untuk meringankan,” kata Administratur KPH Gundih Ir. Roberto P Esdyanto,
kemarin.
Timbal Balik
Roberto menjelaskan program sosial
ini merupakan kegiatan rutin tahunan, seiring dengan datangnya musim kemarau.
Hal ini sebagai wujud timbal balik bagi masyarakat sekitar hutan yang sudah
turut serta membantu dalam pengamanan hutan. Ia berharap jalinan kerjasama ini
terus berlanjut dan saling menguntungkan.
Salah satu warga, Suparti (56)
mengaku berterima kasih dengan adanya bantuan air bersih tersebut. Sudah tiga
bulan lebih sumur di rumahnya mengering, bahkan untuk mencukupi kebutuhan air
ia harus membeli dengan harga Rp 7500 per jerigennya.
Saat kemarau, warga setempat
terbiasa mencari air jauh ke dalam hutan. Sayangnya air yang ia dapat kurang
layak. Biasanya hanya digunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi. Sementara
untuk minum dan memasak tetap harus dibeli.
“Kami ucapkan terimakasih. Tapi
kalau ada droping air tiap minggunya, kebutuhan air akan lebih tercukupi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar