Jumat, 25 Oktober 2013

KPH GUNDIH SALURKAN AIR BERSIH

GROBOGAN - Kekeringan yang meluas, membuat Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih tergerak untuk menyalurkan bantuan air bersih. Apalagi kekeringan juga menimpa desa yang berada di sekitar kawasan hutan.
Sebanyak 18 tangki air bersih yang disalurkan oleh enam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Pengedropan air yang pertama dilakukan di Dusun Ngasem Monggot, Kecamatan Geyer. Tujuannya untuk meringankan beban masyarakat yang saat ini sudah susah payah mencari sumber air bersih.
“Ini salah satu program sosial dari KPH Gundih pada masyarakat. Memang belum bisa mencukupi, namun setidaknya ikut membantu untuk meringankan,” kata Administratur KPH Gundih Ir. Roberto P Esdyanto, kemarin.

Timbal Balik

Roberto menjelaskan program sosial ini merupakan kegiatan rutin tahunan, seiring dengan datangnya musim kemarau. Hal ini sebagai wujud timbal balik bagi masyarakat sekitar hutan yang sudah turut serta membantu dalam pengamanan hutan. Ia berharap jalinan kerjasama ini terus berlanjut dan saling menguntungkan.
              
Salah satu warga, Suparti (56) mengaku berterima kasih dengan adanya bantuan air bersih tersebut. Sudah tiga bulan lebih sumur di rumahnya mengering, bahkan untuk mencukupi kebutuhan air ia harus membeli dengan harga Rp 7500 per jerigennya.

Saat kemarau, warga setempat terbiasa mencari air jauh ke dalam hutan. Sayangnya air yang ia dapat kurang layak. Biasanya hanya digunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi. Sementara untuk minum dan memasak tetap harus dibeli.

 “Kami ucapkan terimakasih. Tapi kalau ada droping air tiap minggunya, kebutuhan air akan lebih tercukupi”.

Minggu, 20 Oktober 2013

KPH Blora Kembangkan Agroforestry

Suara Merdeka Online, Blora – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora mulai mengembangkan agroforestry dengan melakukan penanaman ketela pohon yang ada di lahan tegakan hutan yang ada.

Saat ini di lahan hutan KPH Blora sudah ada sekitar 250 hektar tanaman ketela yang ditanam oleh masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat.
“Selain ketela pohon, masyarakat bisa menanam tanaman produktif lainnya dilahan hutan asalkan tidak menyalahi aturan yang ada,” ungkap Administratur KPH Blora Joko Sunarto.
Menurutnya, saat ini masyarakat lebih banyak menanam ketela pohon, tetapi saat panen mereka terkendala dengan harga yang sangat rendah, sebab harga ketela saat ini ditentukan oleh tengkulak dan petani mau tidak mau harus menjual ketelanya kepada tengkulak.
Tanaman ketela dikembangkan di lahan perhutani sebenarnya tidaklah diperbolehkan sebab ketela bisa menganggu pertumbuhan tanaman inti milik Perhutani khususnya Jati.
Namun lanjutnya ketela boleh dikembangkan pada tahun pertama sampai ketiga saja dilahan yang ada. Sebab tahun pertama sampai ketiga belum mengannggu pertumbuhan tanaman jati. Termasuk juga dengan tanaman palawija lainnya.
“Setelah tahun ketiga, petani kami larang menanam ketela lagi, bahkan saat penanaman ketela harus dilakukan pemupukan,” jelasnya
Tanaman ketela merupakan salah satu bentuk menumbuhkan agroforestry yang ada di hutan, termasuk juga mengembangkan tanaman lainnya yang bisa ditanam, agar hutan bisa dimanfaatkan untuk agrobisnis bagi petani, selain kayu jati yang menjadi produk utama Perhutani.
Tanaman yang bisa dikembangkan seperti nanas, jambu mete, atau duren dan itu bisa ditanam di lokasi tanaman pagar atau tanama sela yang selama ini ada.
Pasalnya selama ini untuk tanam sela atau pagar biasanya mahoni atau secang yang tidak produktif.
“Kalau LMDH bisa mengusulkan tanaman itu tentu akan lebih memberikan nilai ekonomi yang baik sekaligus hutan sebagai agroforesty yang menjanjikan,” tegas Joko Sunarto.
Jurnalis : Sugie Rusyono
Suara Merdeka Online | 20 Oktober 2013 | 08.20 WIB

Artefak Baru Ditemukan di Dieng

Republika Online, BANJARNEGARA – Artefak atau situs purbakala kembali ditemukan di dataran tinggi Dieng. Temuan situs yang masih belum bisa dipastikan bentuknya ini, ditemukan di dekat lokasi candi yang baru ditemukan akhir September lalu, di Bukit Pangonan wilayah Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara.
”Petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah masih belum bisa memastikan wujud situs tersebut, apakah merupakan bagian bangunan candi atau bentuk lainnya. Masih dilakukan penelitian,” jelas Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Sabtu (20/10).
Dia berharap, pihak Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala, bisa melakukan penelitian dan konservasi lebih jauh mengenai temuan artefak ini. Dengan demikian, kelak bisa diketahui apakah temuan artefak kedua ini, berkaitan dengan temuan artefak yang pertama.
”Sejak temuan bagian bangunan candi di Bukit Pangonan, saya menduga masih ada artefak lain di lingkungan temuan tersebut. Dan ternyata benar, tak jauh dari lokasi temuan pertama, ditemukan temuan artefak lain,” katanya.
Dia menyebutkan, bila memang di sekitar lingkungan Bukit Pangonan ditemukan candi-candi lain, dia berharap kawasan tersebut bisa menjadi kawasan konservasi yang kelak bisa menjadi kawasan wisata andalan selain kawasan candi lain di dataran tinggi Dieng.
Serupa dengan temuan situs sebelumnya, situs baru ini ditemukan Kamis (17/10). Saat itu, seorang anggota Pokdarwis Pandawa, Bejo, bersama teman-temannya hendak menyaksikan sunset dari Bukit Pangonan.
Namun saat dia sedang mencari lokasi terbaik untuk menyaksikan matahari terbenam, dia melalui kawasan di mana banyak ditemukan bongkahan batu. ”Setelah kami amati dan tanah kami gali sedikit, ternyata banyak ditemukan potongan-potongan batu yang tertimbun tanah,” jelasnya.
Artefak ini terdapat di lereng Bukit Pangonan Dieng dan berada di bawah penemuan artefak candi sebelumnya. Bila artefak sebelumnya berada di atas ketinggian sekitar 2.500 meter atau sekitar satu jam perjalanan melalui jalan setapak di lereng hutan Perhutani, maka artefak terakhir berada di ketinggian di bawahnya.
Hadi Supeno mengaku, sejauh ini belum bisa memastikan apakah kedua artefak yang ditemukan di Bukit Pangonan tersebut saling berkaitan atau tidak. Dia menyebutkan, untuk artefak yang pertama, ada dugaan bahwa itu merupakan bagian atap candi. Namun ada juga yang menyebutkan merupakan candi mini sehingga ukurannya kecil, tempat pendeta hindu pada masa lalu meletakkan sesaji.
Demikian mengenai artefak yang kedua. Ada yang menduga bahwa artefak tersebut merupakan tempat pendeta hindu pada masa lalu mempersiapkan kegiatan upacara. Lokasi ini disebut dengan nama Dharmasala. Namun ada juga yang menyebutkan, bahwa artefak itu merupakan bagian bangunan candi cukup besar karena bagian lainnya masih tertimbun tanah.
Untuk memastikan dugaan-dugaan tersebut Hadi Supeno berharap, pihak Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala bisa melakukan upaya penelitian lebih lanjut. ”Dengan demikian, kita bisa mendapat kepastian bentuk artefak apakah yang sebenarnya ditemukan di bukti Pangonan tersebut,” katanya.
Reporter : Eko Widiyanto  
Republika Online | 21 Oktober 2013

Sistem Tumpangsari Tarik Minat Petani Hutan


Suara Merdeka Online, Blora – Ketergantungan masyarakat desa hutan terhadap kawasan hutan hingga kini masih tinggi. Pasalnya mereka sudah terbiasa dengan pola hidup di kawasan hutan baik dalam kegiatan pertanian melalui pola tanam tumpangsari atau bekerja pada sektor pengelolaan hutan lain yang dilakukan oleh Perhutani.
Pihak Perhutani pun memberikan kesempatan luas kepada para petani untuk menggarap lahan hutan selama penggarapan itu tidak mengganggu tanaman asli wilayah hutan, yakni pohon jati.
Asper/Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Selogender Perhutani KPH Randublatung Kabupaten Blora, Ence Sunarya, mengatakan Perhutani mengizinkan masyarakat desa hutan melakukan kegiatan tumpangsari di kawasan hutan negara.
Dia mencontohkan kegiatan tumpangsari itu antara lain dilakukan di petak 85a dan 85c. Di Petak 85 yang mempunyai luas total 21 hektar ditanami jati dengan varietas Jati Plus Perhutani (JPP) di tahun 2012. Kini ketinggian rata-rata pohon jati itu mencapai empat meter dengan jarak tanam tiga kali dua meter.
Ence Sunarya yang didampingi Humas Perhutani Randublatung menjelaskan keterlibatan petani hutan pada petak ini dengan cara memanfaatkan ruang antar larikan tanaman pokok untuk ditanami jenis palawija jagung.
Menurutnya adanya sistim tumpangsari tersebut bisa memberikan keuntungan ganda. Di sisi lain petani bisa memperoleh hasil tanaman palawija, sementara di sisi lain Perhutani juga diuntungkan karena tanaman jati muda bisa terhindar dari kerusakan baik dari ancaman kebakaran maupun pengembalaan liar yang kadang timbul di kawasan hutan.
“Dan yang tak kalah penting adalah kami selaku petugas selalu melakukan komunikasi yang intensif dengan para petani hutan. Sehingga apa kemauan mereka dalam melakukan aktivitas di kawasan bisa langsung kami respon. Sepanjang tidak menyalahi aturan, kemauan itu bisa kami akomodir dengan baik. Ini untuk kepentingan petani hutan sendiri dan Perhutani. Sehingga sama-sama memperoleh keuntungan,” ujarnya Jumat (18/10).
Lebih lanjut Ence Sunarya menjelaskan bidang tanaman merupakan sektor primadona bagi masyarakat sekitar hutan. Menurutnya Perhutani melibatkan masyarakat secara langsung untuk menggarap kawasan hutan antara lain dengan ditanami tanaman palawija dengan sistem tanam tumpangsari hutan.
Di tahun 2012, Perhutani Randublatung melakukan penanaman kawasan hutan seluas 464,3 hektar dengan jenis tanaman kehutanan JPP. Tanaman tumpangsari antara lain dilakukan di Resort Pemangkuan hutan (RPH) Kepoh, BKPH Selogender.
( Abdul Muiz / CN33 / SMNetwork )

Kamis, 17 Oktober 2013

Perhutani Unit 1 Bagi-bagi Daging Qurban

Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah membagikan 400 bungkus daging qurban kepada kaum duafa pada hari  Rabu, 16/10/13.


Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah menyerahkan satu ekor sapi kepada Ketua Panitia Qurban, Rabu (16/10).


Perum Perhutani Unit I turut berbagi kebahagiaan di hari raya Idul Adha 1434 H dengan mengurbankan 1 sapi dan 12 kambing. Hewan-hewan qurban tersebut merupakan sumbangan dari Kepala dan Wakil Kepala Perum Perhutani Unit I beserta para karyawan.

Penyembelihan dilakukan di Kantor Perum Perhutani Unit I di Jalan Pahlawan No 15-17 Semarang dimulai pada pukul 08.00 WIB yang diawali dengan sambutan dari Ketua Panitia, Bapak Agus Margijono. Selepas Dzuhur, daging kurban disalurkan kepada warga di lingkungan Gergaji, tukang sampah, tukang becak, tukang kunci serta karyawan Perhutani Unit I yang membutuhkan.

“Sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita berbagi kebahagiaan kepada kaum duafa di sekitar kita. Dan semoga ini dapat melancarkan rejeki kita,” ujar Agus Mardiyono di sela-sela proses pembagian daging qurban.

Humas Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.
SELEKSI  CALON TENAGA KERJA PDGT

KPH PEMALANG – Perhutani selaku pengelola Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin (PDGT) di Pemalang akan lebih dahulu merekrut tenaga kerja dari sektor kejuruan untuk calon tenaga operator dan staf.
Joko Santoso, S.Hut,  Kepala seksi SDM di Biro SDM dan Umum Perhutani Unit I Jawa Tengah ketika ditemui disela-sela proses wawancara dalam rangka rekruitmen calon tenaga kerja  PDGT di SMK 1 Ampelgading Pemalang tanggal 22 Agustus 2013 yang lalu mengatakan, bahwa untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja PDGT bagi sektor industri yang masih kurang pihaknya telah meminta kepada Forum Komunikasi Bursa Kerja Khusus Kabupaten Pemalang (FKBKK) untuk mencari tenaga kerja sesuai klasifikasi yang dibutuhkan, katanya. Karena kebutuhan tenaga dari 77 orang hari ini 42 orang akan ditetapkan sebagai calon tenaga operator dan staf. Rencana akan merekruitmen kembali sebanyak 35 orang dan itu khusus dari jurusan kimia analis dan listrik/elektro. Tentang waktunya belum dipastikan kapan, yang penting akan dilakukan sesegera mungkin, tegasnya.
Bertempat di SMK 1 Ampelgading Pemalang telah berlangsung proses wawancara calon tenaga kerja yang nantinya akan ditempatkan di PDGT Pemalang. Proses wawancara yang dilaksanakan oleh Tim wawancara dari Kantor Unit I Jawa Tengah ini berjalan dengan lancar. Peserta calon tenaga kerja  sebanyak 88 orang satu persatu diwawancarai oleh Tim wawancara Perhutani Unit I Jawa Tengah, yang terdiri dari Kepala Biro SDM dan Umum Dr. Ir Iing Moh Ichsan, MT, Kepala Seksi SDM Joko Santoso, S.Hut, Manager Pengolahan KBM INK Sukasno, S.Hut, MBA, Kepala Seksi Umum Ir Gunawan Marga Widada, Manager Pemasaran & Persediaan KBM INK Hilman Firmansyah, STP, Kepala Seksi Produksi Non Kayu Dewanto S.Hut, Kepala Seksi Akuntansi, Verivikasi dan Akuntansi Manajemen Rizal Moenadi, SE dan Kepala Seksi Industri Non Kayu     Muh. Alwan Soleh, Shut.
Kepala Biro SDM dan Umum Dr Ir Iing Moh Ichsan MT mengatakan sejumlah 88 orang yang di wawancarai ini diharapkan akan dapat terjaring calon tenaga kerja yang memiliki latar belakang pendidikan yang terkait dengan tenaga operator dan staf. Iing memastikan dalam proses test perekrutan tenaga kerja yang nanti akan ditempatkan di PDGT Pemalang dilaksanakan secara trasparan dan tidak ada unsur kolusi, nepotisme atau titipan, ungkapnya. Karena kami sebelumnya sudah diberi mandat dari Pimpinan Direksi agar proses penerimaan tenaga kerja PDGT di Pemalang agar dilaksanakan secara murni dan transparan bahkan diberlakukan peraturan ketat dan se obyektif mungkin, kata Iing menambahkan.
Ketika ditanya apakah nantinya ada pejabat Perhutani yang akan menduduki jabatan di lingkup PDGT Pemalang, dikatakan oleh Iing sebenarnya ada atau tidak nanti tergantung kebutuhannya nanti. Yang penting sementara ini menurut informasi yang diterima, Perum Perhutani menghendaki penempatan formasi tenaga kerja PDGT Pemalang seluruhnya perekrutan seluruhnya murni akan diambil dari eksternal (luar Perhutani) termasuk Top Manager (General Manager) PDGT, Manager, Supervisi dan tenaga operator dan staf, ucap Iing.
Dalam kesempatan proses test wawancara ini juga hadir Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Ir. Teguh Hadi Siswanto. Kehadirannya dalam rangka memantau proses kegiatan test wawancara. Dia ingin mengetahui secara langsung proses test wawancara karena sejauh ini sejak proses seleksi administrasi dan test psikotest calon tenaga operator dan staf pabrik derivat gondorukem & terpentin (PDGT) di Pemalang berjalan dengan baik dan tertib, katanya. Dan saya juga mengharapkan test wawancara yang dilaksanakan pada hari ini  juga akan berjalan baik sesuai dengan harapan, katanya.
Sementara itu ditempat yang sama, Kepala Sub Seksi SDM, Darsono menjelaskan, bahwa test wawancara yang dilakukan pada hari ini sebenarnya merupakan kelanjutan proses seleksi lewat test psikotest yang sudah dilaksanakan berturut-turut selama dua hari  yaitu tanggal 2 dan 3 Agustus 2013. Test psikotest dilaksanakan oleh lembaga independen Lembaga Psikologi Adyasa (LPA). Jumlah pelamar 619 orang dan dari hasil seleksi administrasi terseleksi sebanyak 332 orang. Namun yang hadir memenuhi panggilan test psikotest pada tanggal 2 dan 3 Agustus 2013 tersebut sebanyak 289 orang dan tidak hadir tanpa keterangan sebanyak 43 orang. Dijelaskannya oleh Darsono bahwa kegiatan seleksi sudah dilakukan sesuai prosedur. Ijin Bupati Pemalang pun sudah kami lakukan, termasuk Dinas Ketenaga Kerjaan setempat sudah kita tembusi, tambahnya. Namun demikian, dengan jumlah pelamar sebanyak ini kami bekerjasama dengan lembaga independen yang membantu untuk memediator perekrutan tenaga kerja terkait dengan loker-loker pekerjaan. Forum Komunikasi Bursa Kerja Khusus Kabupaten Pemalang (FKBKK) inilah yang membantu kami untuk memediasi adanya rencana perekrutan tenaga kerja di PDGT dan hasilnya cukup memuaskan sebanyak 619 pelamar dalam waktu seminggu sudah terjaring, tegas Darsono. (Dodi Sukmadi/Humas Pemalang)



Rabu, 16 Oktober 2013

RATUSAN KARYAWAN PERHUTANI UNIT I NAIK PANGKAT

Jawa Pos, Blora - Perum Perhutani Unit I Jateng membuat gebrakan baru. Selama dua hari satu malam, ratusan karyawannya mengikuti patroli bersama di objek wisata Goa Terawang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. tanggal 10/10/2013 pagi, kegiatan dilanjutkan dengan pengangkatan sebanyak 611 karyawan menjadi pegawai.

Acara apel pengangkatan ditandai dengan pemberian Surat Keputusan (SK) nomor 2292/KPTS/2012 sebanyak 611 SK. Dalam SK disebutkan, mereka diangkat sebagai pegawai Perum Perhutani dalam pangkat atau jabatan. Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Ir. Teguh Hadi Siswanto mengatakan bahwa pihaknya menyeleksi 1000 personel.

Namun setelah melalui tahapan seleksi yang cukup ketat, akhirnya melantik 611 karyawan. Menurut dia, para penerima SK diberikan gaji pokok sesuai masa kerja yang ditetapkan, serta tunjangan lain yang sah berdasar peraturan yang berlaku. "Pengangkatan berlaku bagi karyawan  yang telah bekerja minimal 20 tahun. Harapan saya, kami bisa bekerja keras dan semua pihak berkomitmen," katanya.

Dalam sambutannya Teguh meminta agar karyawan selalu meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas keseharian di masing-masing unit kerja. "Jangan sampai setelah menjadi pegawai, malah turun kinerjanya," pesannya. Menurut dia penghasilan Perhutani per tahun ditarget RP 1,6 triliun. Namun sejauh ini, baru mendapatkan Rp 1,2 triliun.

"Harapan timbal balik dari pengangkatan ini dapat bekerja, bekerja, dan bekerja. SK ini penting untuk meningkatkan karir di perusahaan. Kami minta semuanya terus meningkatkan loyalitas terhadap perusahaan. Jangan dilihat siapa yang memimpin perusahaan," pesannya. (yud/ida)

Radar Semarang | 12 Oktober 2013 | hal. 7 

Rabu, 02 Oktober 2013

BELI KAYU PERHUTANI

Untuk membeli kayu dari Perhutani dapat melalui beberapa saluran penjualan, yaitu :

Pembelian Secara Kontrak
Pembelian secara kontrak dilakukan untuk volume kayu di atas 200 m3. Untuk melakukan kontrak pembelian, pembeli mengajukan rencana kontrak pembelian kepada Kepala Unit melalui Kepala Biro Pemasaran Unit I di Semarang Jawa Tengah.

Pembelian Langsung
Sistem ini diberlakukan pada pembelian dengan volume kayu kurang dari 200 m3. Untuk melakukan pembelian kayu secara langsung, pembeli dapat berhubungan dengan General Manager KBM Sar Kayu. Di Jawa Tengah KBM yang melayani penjualan kayu, yaitu di Tegal dan Cepu.

Pembelian Melalui Lelang Konvensional
Lelang konvensional dilakukan 2 kali seminggu,yaitu setiap hari Senin dan Kamis. Ada 3 kota yang biasa dijadikan tempat lelang di Jateng dan DIY, yaitu Solo, Yogyakarta, Semarang. Jadwal pelaksanaan lelang pada setiap bulannya ditayangkan di surat kabar setempat atau dapat pula menghubungi Kantor pemasaran Kayu terdekat.

Pembelian Melalui Lelang Online
Lelang online bisa dilakukan setiap waktu. Caranya peminat dapat mengakses di website www.ipasar.co.id dan mendaftar sebagai anggota (tidak dipungut biaya). Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bertransaksi, Perhutani juga bekerjasama dengan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI).


Pertanyaan dan informasi lebih lanjut bisa menghubungi :
marketing@perumperhutani.com
KAYU OLAHAN










 Perhutani menghasilkan produk barang jadi atau produk industri kayu olahan dari KBM IKACE Cepu, KBM industri Kayu Brumbung, KBM industri Kayu Gresik. Beberapa produk kayu olahan adalah : Garden Furniture, House Component (pintu dan kusen). Indoor Furniture, Flooring (lantai kayu), Raw Sawn Timber, TOP dan produk lain sesuai pesanan
KAYU BUNDAR

Perhutani menghasilkan kayu-kayu berkualitas tinggi, dipanen dari 2.4 juta Ha sumber daya hutan yang dikelola dengan prinsip berkelanjutan. Jenis-jenis kayu bundar yang dipasarkan melalui KBM Pemasaran Kayu adalah :


a. Kayu Jati
 Produk kayu jati, baik berupa kayu bundar maupun kayu jati olahan, merupakan salah satu produk unggulan Perum Perhutani , dengan kontribusi pendapatan mencapai sekitar 50% total pendapatan. Untuk menjaga keunggulan produknya, Perhutani mengoptimalkan fungsi Teak Center sebagai pusat penelitian dan pengembangan sumber daya hutan dan berbagai subyek terkait, sekaligus pengelolaan sumber benih dan persemaian bibit untuk menghasilkan kualitas unggulan yang terbaik. Jati Plus Perhutani (JPP) adalah salah satu produk unggulan Prhutani yang dihasilkan.

b. Kayu Rimba
Produk kayu lain yang dihasilkan adalah kayu rimba yang sekurangnya meliputi 9 jenis kayu, diantaranya : mahoni, rasamala, sonokeling, pinus, Sonokembang, Sonobrit, Damar, Akasia, Jabon, Sengon, Gmelina, Rasamala dan Johar.

Selasa, 01 Oktober 2013

ROGOH RP 120 M PERHUTANI BANGUN PABRIK SAGU DI PAPUA

Rakyat merdeka, Sorong Selatan | Perum Perhutani menyiapkan anggaran Rp 120 miliar untuk membangun pabrik sagu di Distrik Kais,Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat. Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan, proses pemancangan tiang pertama kontruksi pabrik sagu ini rencananya dimulai Oktober 2013. Dan akan mulai beroperasi pada Oktober tahun depan.
Saat ini, kata dia, persiapan pembangunan pabrik sagu terbesar di papua itu sedang dilakukan yang dimulai dengan pemerataan permukaan tanah dengan peralatan berat. Saat penuh kapasitas produksi pabrik sagu ini mencapai 30.000 ton tepung per tahun.
Menurut dia, Perhutani memperoleh konsesi lahan untuk tanaman pohon sagu mencapai 16.000 hektare disekitar lokasi pabrik. Kita sudah dapat izin areal konsesi lahan sekitar 16.000 hektare, ujarnya.
Untuk pembangunan pabrik ini, Perhutani menggandeng BUMN seperti PLN, dan PT Barata. PLN akan membangun pembangkit untuk memasok listrik, sedangkan Barata menyelesaikan kontruksi bangunan pabrik sagu.
Ini proyek Merah Putih. Karena biayanya mahal maka BUMN turun tangan. Perusahaan tidak boleh rugi, ucap Sukmananto.
Dia juga mengatakan, listrik dari pembangkit milik PLN nantinya juga dijual secara komersial. Sedangkan bahan baku pembangkit diambil dari kulit pohon sagu.
Terkait pembiayaan pabrik Perhutani mengucurkan dana mencapai Rp 120 Miliar. Sebesar 30 persen akan didanai dari modal sendiri , sisanya 70 persen dibiayai dari pinjaman perbankan. Itu di luar power plant yang dibangun sendiri oleh PLN, ujarnya.
Pembangunan pabrik sagu ini merupakan salah satu strategi BUMN menjaga ketahanan pangan nasional. Nantinya pabrik sagu ini bakal memproduksi tepung sagu dan produk turunan , yang dipasarkan di Papua dan ke seluruh Indonesia.
Potensi tanaman sagu di Papua mencapai sekitar 1,2 juta. Belum dimanfaatkan secara maksimal, tuturnya.(ASI)