Senin, 10 Februari 2014

KEBUN PANGKAS JPP BLOK KERETAN BKPH KARANGRAYUNG

   KPH TELAWA - Masalah rumput menjadi catatan tersendiri bagi Pardianto, Mandor Persemaian dalam mengelola Kebun Pangkas JPP Blok Keretan BKPH Karangrayung KPH Telawa. Lantaran tumbuhan liar itu pertumbuhannya subur dan sangat cepat yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Suburnya pertumbuhan rumput itu dikatakan lantaran dari kegiatan pemupukan rutin yang dilakukan setiap habis pemangkasan.
Ia mengaku cukup kewalahan mengatasi pertumbuhan rumput itu sementara tenaga yang ada dirasa masih kurang. Dalam mengelola kebun pangkas seluas 1 hektar dengan jumlah pohon indukan sebanyak 10 ribu itu ia dibantu dua orang mandor, Mandor Tanaman dan Mandor Stek. Sementara untuk biaya babat tumbuhan bawah itu dikatakan Pardianto di dalam SOP-nya tidak ada.
“ Jadi kita juga kewalahan di rumput itu. Kalau akan kita semprot cairan pembasmi rumput kalau belum dipanen akan berpe­ngaruh pada tanaman induk, tapi kalau tidak ya akan mengganggu pertumbuhan tanaman induk itu sendiri,” keluhnya ketika ditemui BINA di lokasi kebun pangkas yang dikelolanya belum lama ini.
Toh begitu ia bersama dua rekannya tetap berupaya semaksimal mungkin untuk bisa mengatasi ancaman pertumbuhan tanaman bawah itu.
Selain itu dengan terbatasnya tenaga dimana setiap habis pemangkasan harus dilakukan pemupukan sebelum lewat tiga hari ia mengaku juga merasa kewalahan, dari satu blok pindah ke blok lainnya. Karena lebih dari hari itu dikatakan sudah kurang efektif kalau dilakukan pemupukan.
“  Kalau sebelum tiga hari kita pupuk itu untuk merangsang pertumbuhan perkecabangan ramet yang baik yang akan kita produksi,”  terangnya.
Atas permaslahan-permasalahan itu ia berharap manajemen bisa memberi perhatiannya.
Kebun Pangkas Blok Keretan yang semula ditanami indukan stek pucuk sebanyak 31.680 batang pada 2012 lalu telah dilakukan penjarangan untuk memperlebar jarak tanam dan disisakan 10 ribu phon. Sehingga jarak tanam yang semula 0,5 m x 0,5 meter setelah penjarangan menjadi 1m x 1 m.
“ Itu juga bertujuan untuk memperbanyak pertumbuhan trubusan pucuk,” jelasnya dimana setiap pohon rata-rata diambil atau dipanen sebanyak 12 pucuk. Ditetapkannya pemangkasan sebanyak 12 pucuk lantaran untuk menjaga pertumbuhan indukan tetap sehat.
Bibit JPP asal kebun pangkas Blok Keretan selain untuk memenuhi kebutuhan bibit KPH Telawa sendiri, dikatakan Pardianto sejak dua tahun terakhir juga untuk mencukupi kebutuhan bibit di KPH lain. Seperti tahun 2012 lalu KPH Telawa yang mengalami sisa bibit sebanyak 180 ribu sebanyak 89.938 plances didistribusikan ke KPH Purwdadi dan ke KPH Randublatung 63.318 pances. Sisanya untuk kegiatan sulaman di KPH Telawa sendiri yang tahun ini hanya menanam dua dua petak. SW


Tidak ada komentar:

Posting Komentar