KPH TELAWA - Masalah rumput menjadi catatan tersendiri bagi
Pardianto, Mandor Persemaian dalam mengelola Kebun Pangkas JPP Blok Keretan
BKPH Karangrayung KPH Telawa. Lantaran tumbuhan liar itu pertumbuhannya subur
dan sangat cepat yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Suburnya
pertumbuhan rumput itu dikatakan lantaran dari kegiatan pemupukan rutin yang
dilakukan setiap habis pemangkasan.
Ia
mengaku cukup kewalahan mengatasi pertumbuhan rumput itu sementara tenaga yang
ada dirasa masih kurang. Dalam mengelola kebun pangkas seluas 1 hektar dengan
jumlah pohon indukan sebanyak 10 ribu itu ia dibantu dua orang mandor, Mandor
Tanaman dan Mandor Stek. Sementara untuk biaya babat tumbuhan bawah itu dikatakan
Pardianto di dalam SOP-nya tidak ada.
“ Jadi
kita juga kewalahan di rumput itu. Kalau akan kita semprot cairan pembasmi
rumput kalau belum dipanen akan berpengaruh pada tanaman induk, tapi kalau
tidak ya akan mengganggu pertumbuhan tanaman induk itu sendiri,” keluhnya
ketika ditemui BINA di lokasi kebun pangkas yang dikelolanya belum lama ini.
Toh
begitu ia bersama dua rekannya tetap berupaya semaksimal mungkin untuk bisa
mengatasi ancaman pertumbuhan tanaman bawah itu.
Selain
itu dengan terbatasnya tenaga dimana setiap habis pemangkasan harus dilakukan
pemupukan sebelum lewat tiga hari ia mengaku juga merasa kewalahan, dari satu
blok pindah ke blok lainnya. Karena lebih dari hari itu dikatakan sudah kurang
efektif kalau dilakukan pemupukan.
“ Kalau sebelum tiga hari kita pupuk itu untuk
merangsang pertumbuhan perkecabangan ramet yang baik yang akan kita
produksi,” terangnya.
Atas
permaslahan-permasalahan itu ia berharap manajemen bisa memberi perhatiannya.
Kebun
Pangkas Blok Keretan yang semula ditanami indukan stek pucuk sebanyak 31.680
batang pada 2012 lalu telah dilakukan penjarangan untuk memperlebar jarak tanam
dan disisakan 10 ribu phon. Sehingga jarak tanam yang semula 0,5 m x 0,5 meter
setelah penjarangan menjadi 1m x 1 m.
“ Itu
juga bertujuan untuk memperbanyak pertumbuhan trubusan pucuk,” jelasnya dimana
setiap pohon rata-rata diambil atau dipanen sebanyak 12 pucuk. Ditetapkannya
pemangkasan sebanyak 12 pucuk lantaran untuk menjaga pertumbuhan indukan tetap
sehat.
Bibit JPP
asal kebun pangkas Blok Keretan selain untuk memenuhi kebutuhan bibit KPH
Telawa sendiri, dikatakan Pardianto sejak dua tahun terakhir juga untuk
mencukupi kebutuhan bibit di KPH lain. Seperti tahun 2012 lalu KPH Telawa yang
mengalami sisa bibit sebanyak 180 ribu sebanyak 89.938 plances didistribusikan
ke KPH Purwdadi dan ke KPH Randublatung 63.318 pances. Sisanya untuk kegiatan
sulaman di KPH Telawa sendiri yang tahun ini hanya menanam dua dua petak. SW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar