Senin, 10 Februari 2014

RUMPUT VERTIFER KOKOH MENAHAN EROSI

KPH BALAPULANG - Datangnya musim penghujan menjadi kekhawatiran pada daerah-daerah yang memiliki potensi tanah longsor. Meski banyak upaya yang dilakukan untung penanggulangan terjadinya longsor, seperti penanaman pohon dan usaha lainnya tidak sepenuhnya memjadikan kawasan bebasa dari ancaman terjadinya longsor. Inovasi-inovasi dibidang lingkungan masih dibutuhkan.
Seperti teknologi sederhana berbiaya murah yakni dengan memanfaatkan tanaman vetiver (Vetiveria zizanioides) untuk konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan.
Di KPH Balapulang yang wilayahnya memiliki sejumlah titik rawan longsor mengenalkan inovasi baru di bidang penyelamatan lingkungan itu, yakni dengan menanam rumput vertiver tersebut. Ya rumput, rumput vertiver yang konon berasal dari negara matahari terbit, Jepang itu akar serabutnya memiliki daya cengkeram yang kokoh menahan erosi.
“ Perakaran rumput vertiver sangat kuat yang bisa menembus sampai empat meter lebih di kedalaman tanah,” kata Adm/KKPH Balapulang, Isnin Soiban S Hut MM kepada BINA beberapa waktu lalu menjelaskan kelebihan rumput tersebut.
Disamping kokoh menahan erosi pertumbuhan rumpunnya juga cepat sehingga pengembangannya juga bisa cepat dilakukan. Tanaman rumput vertiver telah dilakukan penanamannya di tebing petak 127a dan petak 127a RPH Tonjong BKPH Pengarasan KPH Balapulang dimana dibawahnya adalah jalan vital yang menghubungkan kota Tegal – Purwokerto. Tebing di petak itu cukup tajam dengan kemiringan hampir 45 derajat shingga menjadi kawasan ini rawan longsor pada musim penghujan. Apalagi jalan itu, sebut saja jalan raya Ciregol yang dua tahun lalu terjadi longsor dan menutup badan jalan, kawasan itu juga diapit oleh dua sungai besar, sungai Pedes dan sungai Glagah sehingga menjadikan lokasi itu rawan erosi.
 “ Waktu nanam untuk satu lubang saya tanam tiga helai rumput vertiver sembari membuat jalur dengan jarak dua meteran dengan dua atau tiga shaf teknik untu walang atau zig-zag dan dalam jangka satu tahun sudah rapat,” katanya yang kali pertama rumput itu ditanam diawal ia  memimpin KPH Balapulang. Saat ini tanaman rumput vertiver sebagai sabuk pengikat longsor sudah tumbuh subur menutup tebing.
Dengan adanya tanaman rumput vertiver tanaman pokok akan aman dan bisa tumbuh dengan baik.
Rumput yang didatangkan dari Bogor dan hasilnya sangat bagus untuk penye­lamatan lingkungan maka ia menginstrukiskan kepada jajarannya agar lokasi-lokasi yang berpotensi longsor ditanami rumput vertiver. Bahkan di lokasi-lokasi tebangan, baik yang berada di kemiringan terjal atau di lahan datar sekali pun agar setahun sebelum penebangan dilakukan penanaman.
“ Setelah penebangan kan nanti jadi lahan terbuka (land clearing) maka dengan telah ditanam rumput vertiver perakarannya sudah akan memberikan perlindungan di lokasi tersebut,” pungkasnya seraya menanmbhakan bahwa KPH Balapulang juga telah menyediakan bibit rumput vertiver bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan bisa menghubungi kartornya. SW


KEBUN PANGKAS JPP BLOK KERETAN BKPH KARANGRAYUNG

   KPH TELAWA - Masalah rumput menjadi catatan tersendiri bagi Pardianto, Mandor Persemaian dalam mengelola Kebun Pangkas JPP Blok Keretan BKPH Karangrayung KPH Telawa. Lantaran tumbuhan liar itu pertumbuhannya subur dan sangat cepat yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Suburnya pertumbuhan rumput itu dikatakan lantaran dari kegiatan pemupukan rutin yang dilakukan setiap habis pemangkasan.
Ia mengaku cukup kewalahan mengatasi pertumbuhan rumput itu sementara tenaga yang ada dirasa masih kurang. Dalam mengelola kebun pangkas seluas 1 hektar dengan jumlah pohon indukan sebanyak 10 ribu itu ia dibantu dua orang mandor, Mandor Tanaman dan Mandor Stek. Sementara untuk biaya babat tumbuhan bawah itu dikatakan Pardianto di dalam SOP-nya tidak ada.
“ Jadi kita juga kewalahan di rumput itu. Kalau akan kita semprot cairan pembasmi rumput kalau belum dipanen akan berpe­ngaruh pada tanaman induk, tapi kalau tidak ya akan mengganggu pertumbuhan tanaman induk itu sendiri,” keluhnya ketika ditemui BINA di lokasi kebun pangkas yang dikelolanya belum lama ini.
Toh begitu ia bersama dua rekannya tetap berupaya semaksimal mungkin untuk bisa mengatasi ancaman pertumbuhan tanaman bawah itu.
Selain itu dengan terbatasnya tenaga dimana setiap habis pemangkasan harus dilakukan pemupukan sebelum lewat tiga hari ia mengaku juga merasa kewalahan, dari satu blok pindah ke blok lainnya. Karena lebih dari hari itu dikatakan sudah kurang efektif kalau dilakukan pemupukan.
“  Kalau sebelum tiga hari kita pupuk itu untuk merangsang pertumbuhan perkecabangan ramet yang baik yang akan kita produksi,”  terangnya.
Atas permaslahan-permasalahan itu ia berharap manajemen bisa memberi perhatiannya.
Kebun Pangkas Blok Keretan yang semula ditanami indukan stek pucuk sebanyak 31.680 batang pada 2012 lalu telah dilakukan penjarangan untuk memperlebar jarak tanam dan disisakan 10 ribu phon. Sehingga jarak tanam yang semula 0,5 m x 0,5 meter setelah penjarangan menjadi 1m x 1 m.
“ Itu juga bertujuan untuk memperbanyak pertumbuhan trubusan pucuk,” jelasnya dimana setiap pohon rata-rata diambil atau dipanen sebanyak 12 pucuk. Ditetapkannya pemangkasan sebanyak 12 pucuk lantaran untuk menjaga pertumbuhan indukan tetap sehat.
Bibit JPP asal kebun pangkas Blok Keretan selain untuk memenuhi kebutuhan bibit KPH Telawa sendiri, dikatakan Pardianto sejak dua tahun terakhir juga untuk mencukupi kebutuhan bibit di KPH lain. Seperti tahun 2012 lalu KPH Telawa yang mengalami sisa bibit sebanyak 180 ribu sebanyak 89.938 plances didistribusikan ke KPH Purwdadi dan ke KPH Randublatung 63.318 pances. Sisanya untuk kegiatan sulaman di KPH Telawa sendiri yang tahun ini hanya menanam dua dua petak. SW


UNIT I BUKUKAN RP 1.642 TRILIUN

UNIT I JAWA TENGAH - Buah kebersamaan dan kekompakan yang dibangun manajemen Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah telah mencatatkan prestasi gemilang di akhir 2013. Meski di tahun itu dikatakan merupakan tahun sulit lantaran adanya sejumlah kendala. Antara lain penyususunan RKAP yang tidak sesuai masing-masing bidang, adanya slow down getah pada 2012 yang berpengaruh di 2013 dan kenaikan harga BBM yang juga berpengaruh di semua lini bidang kegiatan. Namun semua itu dapat teratasi dengan baik sehingga di 2013 Perhutani Unit I mampu membukukan pendapatannya diatas yang ditetapkan, yakni tercapai 101,9 % atau setara Rp 1,642 trilyun.
“ Ini sabagai suatu hal yang luar  biasa,” kata Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng, Ir Teguh Hadi Siswanto diawal sambutannya pada acara Tasyakuran Pencapaian Kinerja Tahun 2013 dan Persiapan Program Kerja Tahun 2014 di Gedung Rimba Graha, Semarang (6/1).
Atas prestasi itu Kanit atas nama manajemen mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada segenap jajaran, baik yang di lapangan maupun di kantor yang telah bekerja de­ngan maksimal. Sehingga apa yang menjadi tuntutan manajemen pusat bisa terpenuhi.
“ Sesuatu hal yang kelihatannya sulit di situlah kita harus berupaya. Sesuatu yang belum dikerjakan itu pasti akan mustahil, tapi kita bisa mengerjakannya dengan baik dan menjadi suatu keyakinan kita bersama,” tegasnya.
Semua itu, Teguh tegaskan, karena juga tidak lepas dari doa, sehingga di tahun-tahun yang sulit bisa terlewati dengan prestasi yang gemilang. Selain itu juga karena adanya perencanaan yang bak.
“ Semua kegiatan harus dimulai dengan perencanaan. Sebab, kalau segela sesuatu di tidak melalui perencanaan akan menjadikan suatu hal yang tidak kontinyu. Karena dengan mimpi dan perencanaan akan menjadikan suatu kenyataan apabila kita kerjakan dengan baik untuk menuju Perhutani ekselen,” tegas Kanit lebih lanjut.
Untuk itu Kanit mengingatkan agar dalam melaksnakan tugas menjauhkan budaya mengeluh tetapi mengedepankan bagaimana mencari solusi. Selain itu juga agar jangan pernah katakan ‘ menyerah’. Karena, tegas Teguh kalau kata itu kita ucapkan maka kita tidak pernah akan bisa mencapai sasaran yang dikehendaki.
Pada kesempatan itu atas prestasi kinerja jajarannya, manajemen Perum Perhutani Unit I memberikan penghargaan kepada kayawannya di semua bidang. Dari tingkat KPH, KBM dan Biro-Biro beserta jajarannya. Sebanyak 100 karyawan menerima penghargaan dan atas prestasinya juga diberikan uang pembinaan.

Dengan prestasi yang dicapai di 2013 itu Teguh meminta agar terus menjadi semangat dalam melaksanakan rutinitas kegiatan di 2014 sehingga pendapatan perusahaan bisa lebih baik lagi. Karena Perhutani seba­gai salah satu BUMN yang perannya tidak hanya mencapai korporasi bisa untung saja tapi juga berperan secara makro. SW

HHBK KPH PEKALONGAN TIMUR LAMPAUI TARGET

KPH PEKALONGAN TIMUR - PHBM sekarang bukan sekedar untuk pemberdaya­an masyarakat desa tetapi lebih dituntut untuk penghasilan lain-lain perusahaan. KPH Pekalongan Timur dari luar pengahsilan pokok itu berhasil membukukan angka di atas target. Tahun 2013 yang ditarget Rp 107 juta dari HHBK, hasil hutan non kayu lainnya dan  agroforestry dengan andalan tanaman kopi, tanaman rumput glagah Arjuna  dan bambu, rotan dan kina bisa tercapai.
Alhamdulillah samapai Nopember kemaren (saat wawancara 9 Des 2013-red) sudah tercapai 105 persen atau melampaui target dari Rp 107 juta kita malah bisa mencapai Rp 112 juta,” kata KSS PHBM KPH Pekalongan Timur, Agustriami SP di ruang kerjanya (9/12/2013).
Jumlah itu dikatakan masih akan bertambah dengan adanya penjualan bambu dan kopi di akhir bulan Desember 2013.
Untuk tanaman kopi dikatakan merupa­kan PLDT bekerjasama dengan LMDH yang sebelumnya merupakan tanaman swadaya masyarakat yang sekarang dikelola perusaan karena adanya tuntutan tambahan penghasilan dari manajemen tersebut.
“ Sekarang kita kelola dikerjasamakan dengan LMDH dengan sharing 60 – 40 persen untuk Perhutani,” jelasnya.
Selain itu juga ada kerjasama penanaman buah durian di BKPH Karanganyar dengan kesepakatan sharing 80 – 20 persen untuk Perhutani. Sharing serupa juga berlaku dari produk tanaman Glagah Arjuna, tanaman sejenis rumput untuk pembuatan sapu laintai.
Diakui Agustriami, KSS PHBM berjilbab ini banyak suka dukanya dalam menjalan­kan tugasnya yang sarat berhadapan de­ngan masyarakat. Dia yang hanya punya satu staf sementara yang dihadapi ada sekitar 116 LMDH yang tersebar di tiga kabupaten. Tapi dengan adanya kebijakan dari unit tentang Desa Model katanya agak meringankan pekerjaannya
“ Kalau kita harus membina sekian ba­nyak LMDH kan tidak mungkin dan tidak akan selesai dalam waktu setahun. Tetapi dengan adanya Desa Model dengan nama LMDH prioritas  dimana setiap kabupaten setiap tahun kita unggulkan, kita fasilitasi dan kita bina secara intens agar bisa berkembang,” jalasnya yang saat ini sudah ada tiga LMDH unggulan di KPH Pekalongan Timur. Yakni LMDH Sekar Langit (Kab. Batang), LMDH Wono Asri (Kab. Pekalongan) dan LMDH Tani Mukti (Kab. Pemalang).
Sejauh ini baru LMDH Sekar Langit kegiatannya yang paling maju dan berhasil ditingkat nasional sebagai Juara I lomba Pekan Konservasi Alam 2012. Sebelumnya dari lomba yang diikuti di tingkat Unit I LMDH Sekar Langit juga mendapat Juara I. LMDH yang dikatakan Agustriami semula menggarap lahan di luar kawasan itu berkembang berkat bantuan dana PKBL dari KPH Pekalongan Timur.
“ LMDH Sekar Langit dengan KSU Wono Manunggal Sejahtera semula kita beri modal dari dana PKBL sebesar Rp 25 juta. Kita bantu kembangkan setelah berbadan hukum dan bisa akses keluar LMDH ini mendapat bantuan dari Dinas Koperasi Kabupaten Batang sebesar Rp 100 juta dari dana Kapoktan,” jelas Agustriami. Koperasi KSU LMDH Sekar Langit  pun terus berkembang dan dari dinas kabupaten setempat yang mengirim­nya ke lomba di tingkat nasional KSU LMDH Sekar Langit berhasil menjadi pemenang dan dinobatkan sebagai Juara I dalam bidang pengelolaan koperasi. 
Ditegaskan sebenarnya KPH Pekalongan Timur membina 124 desa hutan namun sampai saat ini yang sudah berakta notaris baru 116 desa. Lainnya belum  karena masih ada beberapa masalah yang belum terselesaikan seperti masalah tenurial yang sampai sekarang masih terus berproses untuk penyelesaiannya.
“ Kita bersama stake holder SKPD untuk bersama-sama membantu menyelesaikan masalah tersebut,” pungkasnya. SW



Senin, 27 Januari 2014

GOWES BARENG PORANG GOWES CLUB

UNIT I JATENG - Satu lagi muncul grup kesehatan di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, grup sepeda sehat Porang Gowes Club (PGC). Grup yang digagas oleh pucuk pimpinan pusat Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto belum lama ini dibentuk untuk mengajak segenap pimpinan dan jajarannya membiasakan hidup sehat. Apapun bentuknya dan kelompok sepeda sehat sebagai salah satu bentuk olah raga yang murah yang bisa diikuti oleh semua karyawan.
Dipilihnya nama Porang Gowes Club  dikatakan Dwi Witjahjono selaku Ketua PGC, ide tersebut muncul dari pemikiran Dirut sendiri lantaran ditetapkannya wilayah Perum Perhutani Unit I sebagai kluster tanaman Porang.
Dengan terbentuknya perkumpulan sepeda sehat itu diharapkan minimal sekali sebulan perkumpulan bisa melakukan Gowes bareng untuk menggalang kebersamaan, saling berbagi informasi dan saling koordinasi sehingga kebuntuan-kebuntuan yang selama ini mungkin terjadi bisa cair.
“ Anggota tidak kita batasi, dari pucuk pimpinan sampai cleaning service pun silakan semua bisa ikut bergabung. De­ngan sepeda kuno juga tidak masalah yang penting olah raga bersepedanya,” kata Dwi dimana diharapkan kegiatan ini juga bisa dilanjutkan di masing-masing KPH.
Ditambahkan Dwi, dengan telah terbentuknya PGC tersebut nantinya tiap dua bulan sekali PGC juga akan melakukan Gowes bersama ke lapangan, gowes masuk petak-petak hutan.
  Dan terbebtuknya PGC yang dibina langsung oleh Kanit dan Wakanit serta di ketuai Ir Dwi Witjahjono, Kepala Biro Kelola SDH Perum Perhutani Unit I Jawa Te­ngah itu juga telah dilengkapi seksi-seksi. Diantaranya Seksi Kesehatan Hermawan, Seski Umum dan Publikasi oleh Mulyadi dan Henhen.
Gowes bareng Kanit dan Wakanit Perum Perhutani Unit I yang di-launching (28/12/2013) diawali start dari halaman kantor Perum Perhutani Unit I untuk selanjutnya menyusuri jalanan di kota Semarang de­ngan menempuh sejauh sekitar 5 km. Pada  launching PGW itu juga disediakan doorprize dua sepeda yang undiannya dimenangkan karya­wan atas nama Budi Patria dan Abidin. SW